PERAN HAKIM DALAM MENJAMIN STABILITAS EMOSIONAL ANAK MELALUI KEPUTUSAN HAK ASUH

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prinsip-prinsip yang diterapkan oleh hakim dalam mempertimbangkan aspek psikologis anak saat memutuskan perkara hak asuh pasca perceraian, serta mengevaluasi dampak dari putusan tersebut terhadap kesejahteraan anak. Fokus utama penelitian ini adalah pada bagaimana keputusan pengadilan memengaruhi kondisi emosional, pendidikan, perilaku, dan kesehatan fisik anak. Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif dengan pendekatan undang-undang dan perbandingan, didukung oleh analisis kualitatif terhadap data sekunder seperti peraturan perundang-undangan, literatur hukum, serta preseden yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan terkait hak asuh anak membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan psikologis anak. Anak-anak yang berada dalam situasi perubahan hak asuh sering kali mengalami kecemasan, stres, dan ketidakstabilan emosional, terutama jika keputusan tersebut tidak mempertimbangkan kepentingan terbaik anak secara menyeluruh. Sebaliknya, keputusan yang didasarkan pada analisis yang komprehensif, termasuk mempertimbangkan stabilitas lingkungan, hubungan anak dengan orang tua, dan pendapat anak sesuai dengan usia dan kematangan mereka, dapat mendukung perkembangan mental dan emosional yang sehat. Penelitian ini juga menekankan pentingnya keterlibatan ahli psikologi anak dalam proses pengambilan keputusan oleh hakim untuk memastikan bahwa dampak negatif dapat diminimalkan. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pemahaman hakim tentang aspek psikologis anak, penyediaan pelatihan bagi orang tua, serta penegakan prinsip-prinsip yang berorientasi pada kesejahteraan anak. Dengan pendekatan yang tepat, putusan hakim diharapkan dapat memberikan solusi yang tidak hanya adil tetapi juga mengutamakan kepentingan terbaik anak, sehingga mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka di masa depan