PENYULUHAN PENCEGAHAN KANKER UNTUK PASANGAN USIA SUBUR DAN DETEKSI DINI PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PADUKUHAN RANDUSARI ARGOMULYO CANGKRINGAN
DOI:
https://doi.org/10.62335/maju.v2i2.1082Keywords:
Penyuluhan cancer, deteksi dini, PTM, PUSAbstract
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah propinsi dengan prevalensi PTM tertinggi di Indonesia. Deteksi dini adalah salah satu upaya menurunkan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM). Yogyakarta terus berupaya mengajak mayarakat untuk membudayakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar terhidar dari penyakit tidak menular (PTM). Di era sekarang ini banyak terjadi di masyarakat tentang penyakit cancer. Penyakit yang sampai saat ini menjadi penyakit yang sangat menakutkan bagi Masyarakat. Berbagai jenis kanker memiliki penyebab yang berbeda dan tergantung pada banyak faktor. Beberapa kanker lebih umum daripada yang lain, dan kemungkinan untuk bertahan hidup bervariasi di antara berbagai jenis. Kebanyakan kanker tidak memiliki penyebab, namun diketahui disebabkan dari bahan kimia, lingkungan, genetik, imunologi, atau asal virus. Kanker juga dapat muncul secara spontan dari penyebab yang sejauh ini tidak dapat dijelaskan. Penyebab kanker sangat kompleks, melibatkan sel dan faktor lingkungan. Banyak kemajuan telah dibuat dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab kanker. Kegiatan pengabmas ini akan melaksanakan penyuluhan secara langsung mengenai pengetahuan tentang kanker dan Penyakit Tidak Menular. Metode kegiatan yaitu melakukan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan Tekanan Darah , Asam Urat dan Gula Darah pada Pasangan Usia Subur Randusari, Argomulyo, Kabupaten Sleman Yogyakarta Bulan Juli hingga November adalah waktu kegiatan. Kegiatan penyuluhan diperoleh hasil 40 responden. Pengetahuan tentang kanker pretest tertinggi dengan nilai benar 13 dari 20 soal, dan pretest terendah dengan nilai benar 6 dari 20 soal. Post test tertinggi dengan nilai benar 18 dari 20 soal dan postest terrendah dengan nilai benar 8 dari 20 soal. Hasil pemeriksaan deteksi dini PTM yaitu pemeriksaan asam urat tertinggi yaitu 8,7 mg/dL dan terendah yaitu 3,0 mg/dL. Pemeriksaan Gula darah tertinggi yaitu 173 mg/dL dan terendah yaitu 57 mg/dL. Hasil penyuluhan tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat baik individu maupun masyarakat secara keseluruhan.